Scroll untuk membaca artikel
Religi

Membersihkan Hati dari Informasi Negatif Melalui Jalan Suluk dan Thoriqoh

×

Membersihkan Hati dari Informasi Negatif Melalui Jalan Suluk dan Thoriqoh

Sebarkan artikel ini
Dokumen : JatimTrending.id
Dokumen : JatimTrending.id

Penulis: Abuya Ahmad Yani Illiyin
Pengasuh Pondok Pesantren Al Illiyin Gresik sekaligus Ketua Tanfidziyah PW JATMA ASWAJA Jawa Timur.

RELIGI | JATIMTRENDING.ID –Hati manusia ibarat cermin yang mudah ternodai bila terkena debu informasi negatif. Menjaga kebersihan hati berarti menjaga diri dari tontonan, bacaan, atau suara yang merusak kejernihan jiwa.

Scroll Untuk Membaca Artikel
Scroll Untuk Membaca Artikel

Informasi negatif yang masuk melalui panca indera dapat mengotori hati dan alam bawah sadar. Karena itu, bijaklah dalam menggunakan ponsel dengan menghindari konten yang merusak ketenangan batin.

Bagi seseorang yang telah berbai’at dalam thoriqoh, menjaga kebersihan hati menjadi kewajiban utama. Hati yang bersih akan memudahkan seseorang mendekat kepada Allah tanpa hambatan.

Baca Juga :  JATMA ASWAJA Wujudkan Keseimbangan Ibadah dan Kehidupan Sosial Melalui Ajaran Bertani dan Berdagang Islami

Cara terbaik menghapus kebencian dalam hati adalah membersihkan alam bawah sadar dari informasi negatif, kemudian menggantinya dengan energi positif yang menumbuhkan pandangan hidup lebih jernih.

Mengisi pikiran dengan hal-hal positif menjadikan manusia mampu melihat setiap peristiwa dengan pandangan penuh hikmah. Dengan begitu, hati lebih mudah menerima kebaikan dan menjauhi permusuhan.

Allah Yang Maha Penyayang telah membuka jalan bagi manusia untuk membersihkan hati melalui suluk. Jalan ini dipandu oleh guru mursyid yang arif dan bijaksana dalam thoriqoh.

Dalam suluk, manusia dipisahkan dari arus informasi luar yang berpotensi merusak hati. Sebagai gantinya, alam Rabbaniah mengisi kesadaran dengan energi Ilahi yang suci.

Baca Juga :  Mengapa Sholat Jumat Wajib? Ini Dalil, Syarat, dan Keutamaannya

Proses tersebut membuat alam bawah sadar dan qalbu dipenuhi cahaya langsung dari Allah Ta’ala. Informasi Ilahi ini mengembalikan manusia kepada fitrah dan kodrat kemanusiaan yang murni.

Manusia yang menjalani suluk akan mendapatkan pelatihan langsung dari Allah. Mereka dibimbing untuk menjadi insan sempurna, sehat lahir dan batin, selaras dengan kehendak Ilahi.

Secara lahiriah, selama suluk mereka hanya makan makanan sehat. Makanan itu dimasak oleh orang yang menjaga kesucian diri, bebas dari pikiran kotor dan sifat tercela.

Kesucian makanan dzahir ini mendukung kebersihan rohani. Makanan suci akan menjadi energi positif yang menguatkan raga, sekaligus menyelaraskan dengan latihan batiniah yang dijalani.

Baca Juga :  Islam Adalah Jalan Hidup yang Komprehensif dan Rahmatan Lil ‘Alamin

Sementara itu, makanan rohani yang datang dari sisi Allah mengisi qalbu. Energi Ilahi ini menyingkirkan semua kegelapan sehingga hanya tersisa cahaya ketuhanan dalam diri.

Dengan demikian, manusia yang menjalani suluk akan hidup dalam keselarasan lahir dan batin. Energi Ilahi mendominasi jiwa, membuatnya tenang, damai, dan penuh cinta kasih.

Doa para salik adalah: Ilahi anta maqshudi wa ridhoka mathlubi, a’tini mahabbataka wa ma’rifataka. Allah menjadi tujuan utama, ridha-Nya dicari, cinta dan ma’rifat-Nya diraih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *