Scroll untuk membaca artikel
Daerah

31 Napi Lapas Pamekasan Lulus Jadi Guru Mengaji, Dibekali Sertifikat Resmi

×

31 Napi Lapas Pamekasan Lulus Jadi Guru Mengaji, Dibekali Sertifikat Resmi

Sebarkan artikel ini
Bupati Pamekasan KH Kholilurrahman dan Kepala Lapas Syukron Hamdani hadiri wisuda guru mengaji napi Lapas Pamekasan.
Kepala Lapas Kelas IIA Pamekasan, Syukron Hamdani bersama Bupati Pamekasan, KH. Kholilurrahman menghadiri wisuda 31 napi sebagai guru mengaji bersertifikat di Aula Raden Dhaksena.

PAMEKASAN | JATIMTRENDING.ID — Sebanyak 31 narapidana laki-laki di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pamekasan berhasil lulus sebagai guru mengaji bersertifikat.

Mereka dinyatakan mampu menjadi pengajar Alquran, baik di dalam lapas maupun ketika kembali ke tengah masyarakat nantinya.

Scroll Untuk Membaca Artikel
Scroll Untuk Membaca Artikel

Prosesi wisuda guru mengaji itu berlangsung khidmat di Aula Raden Dhaksena, Lapas Kelas IIA Pamekasan, Rabu (10/9/2025).

Acara turut dihadiri Bupati Pamekasan, KH. Kholilurrahman, bersama perwakilan sejumlah instansi pemerintah, lembaga keagamaan, serta tokoh masyarakat.

Kepala Lapas Kelas IIA Pamekasan, Syukron Hamdani, menjelaskan para napi sebelumnya mengikuti pembinaan intensif melalui metode Qurana sejak Maret lalu.

Baca Juga :  Bupati Pamekasan Tinjau Rencana Recovery Lapangan Futsal Taman Kota, Dorong Olahraga dan UMKM

Program pelatihan itu bekerja sama dengan Qur’ana Foundation Indonesia, yang secara rutin mengirimkan mentor khusus untuk membimbing warga binaan.

Menurut Syukron, awalnya terdapat 39 napi yang mengikuti program, namun hanya 31 yang diwisuda karena delapan sudah bebas.

“Delapan orang lainnya sudah selesai menjalani masa hukuman, sehingga otomatis tidak bisa ikut prosesi wisuda,” ungkapnya.

Syukron menilai program ini menjadi langkah awal yang baik dalam memperkuat pembinaan rohani di lingkungan lembaga pemasyarakatan.

Baca Juga :  Ketua GAPURA Habib ABD Razak Klarifikasi Anggaran Hotel Rp1,03 Miliar untuk Pejabat Pamekasan

Ia berharap ke depan lulusan guru mengaji itu bisa berperan membimbing teman sesama napi sekaligus mengajar masyarakat setelah bebas.

Sementara itu, Sofyan, pengajar dari Qur’ana Foundation Indonesia, menyebut pelatihan dimulai dari pemahaman makhraj huruf hingga ilmu tajwid.

Materi pembelajaran juga mencakup gharib, panjang-pendek bacaan, serta teknik membaca Alquran secara fasih sesuai aturan qiraah.

“Tidak mudah membimbing warga binaan, karena setiap orang memiliki latar belakang, karakter, dan cara berpikir berbeda,” ujar Sofyan.

Menurutnya, proses pelatihan menuntut kesabaran tinggi agar setiap peserta bisa membaca Alquran dengan baik dan benar.

Baca Juga :  Atasi Limbah Kotoran Ternak, Pemkab Pamekasan Serahkan Bantuan Unit Instalasi Biogas Sistema

Ia mengaku bangga karena sebagian besar peserta akhirnya mampu menguasai bacaan Alquran sesuai standar yang ditetapkan lembaga.

Program pembinaan ini juga diharapkan menambah nilai positif bagi warga binaan dalam menjalani kehidupan lebih baik setelah bebas.

Selain itu, keberhasilan napi menjadi guru mengaji dinilai bisa menjadi contoh bahwa lapas bukan sekadar tempat menjalani hukuman.

Tetapi juga ruang pembinaan spiritual, yang membekali mereka keterampilan dan bekal keagamaan untuk kembali ke tengah masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *