Scroll untuk membaca artikel
Nasional

JATMA ASWAJA Wujudkan Keseimbangan Ibadah dan Kehidupan Sosial Melalui Ajaran Bertani dan Berdagang Islami

×

JATMA ASWAJA Wujudkan Keseimbangan Ibadah dan Kehidupan Sosial Melalui Ajaran Bertani dan Berdagang Islami

Sebarkan artikel ini
Penulis: RKH. Jamaluddin Syam Ketua PC JATMA ASWAJA Pamekasan
Dokumen: JatimTrending.id

Penulis: RKH. Jamaluddin Syam
Ketua PC JATMA ASWAJA Pamekasan

PAMEKASAN | JATIMTRENDING.ID — Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah Ahlussunnah Waljamaah (JATMA ASWAJA) merupakan organisasi keagamaan yang menanamkan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan sesama.

Scroll Untuk Membaca Artikel
Scroll Untuk Membaca Artikel

Organisasi ini tidak hanya mengajarkan umat agar mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah ritual, tetapi juga melalui kerja nyata dalam kehidupan sosial sehari-hari.

Dalam pandangan JATMA ASWAJA, agama adalah pedoman hidup yang membimbing manusia agar berakhlak baik, bekerja keras, dan memberi manfaat bagi sesama.

Ibadah kepada Allah tidak hanya diwujudkan dalam salat, zikir, dan doa, tetapi juga dalam tindakan nyata seperti bekerja, menolong, dan berbagi.

Baca Juga :  Kemenag Jatim Buka Pendaftaran Beasiswa Kemitraan UIN Sunan Ampel Surabaya TA 2025/2026, Ini Kuotanya

JATMA ASWAJA menekankan bahwa hubungan vertikal dengan Allah harus berjalan seiring dengan hubungan horizontal antar manusia agar tercipta kehidupan yang harmonis.

Melalui ajarannya, organisasi ini menekankan pentingnya memaknai pekerjaan dan profesi sebagai bagian dari ibadah yang bernilai di sisi Allah.

Salah satu contoh nyata yang diajarkan adalah bagaimana manusia harus mampu bertani dengan baik, penuh tanggung jawab, dan berlandaskan nilai kejujuran.

Bertani dalam pandangan JATMA ASWAJA bukan hanya kegiatan ekonomi, tetapi juga bentuk ibadah yang mengandung unsur pengabdian kepada Sang Pencipta.

Setiap benih yang ditanam dan hasil bumi yang dirawat dengan niat baik menjadi ladang pahala serta wujud rasa syukur kepada Allah.

Dengan bertani secara benar, manusia turut menjaga keseimbangan alam dan memberikan manfaat bagi masyarakat serta keberlangsungan kehidupan bersama.

Baca Juga :  Khitanan Massal Gratis di Pamekasan, 40 Anak Disunat dan 40 Yatim Dapat Santunan

Selain pertanian, JATMA ASWAJA juga menekankan pentingnya berdagang dengan prinsip kejujuran, amanah, dan keadilan dalam setiap transaksi ekonomi.

Perdagangan yang dijalankan dengan etika Islam bukan hanya menguntungkan secara materi, tetapi juga mempererat hubungan sosial di antara sesama manusia.

Nilai-nilai tersebut menumbuhkan kesadaran bahwa mencari rezeki harus ditempuh melalui jalan yang halal, jujur, dan tidak merugikan pihak lain.

JATMA ASWAJA memandang perdagangan yang sehat sebagai wujud ibadah sosial yang membawa keberkahan dan memperkuat kepercayaan antar individu dalam masyarakat.

Melalui kegiatan ekonomi yang beretika, organisasi ini ingin menanamkan nilai tanggung jawab moral dalam setiap aspek kehidupan umat Islam.

Baca Juga :  Misteri dan Keindahan Gua Blaban, Destinasi Baru Eksplorasi Alam di Pamekasan

Selain membimbing dalam urusan duniawi, JATMA ASWAJA juga memperkuat spiritualitas umat agar selalu berpegang pada prinsip tawakal dan keikhlasan.

Dengan keseimbangan antara spiritualitas dan aktivitas sosial, JATMA ASWAJA berupaya membentuk umat yang beriman, mandiri, dan peduli terhadap lingkungan sekitar.

Organisasi ini juga terus mendorong anggotanya untuk berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendidikan, ekonomi, dan kegiatan sosial.

Tujuan akhirnya adalah menciptakan masyarakat yang tidak hanya taat beribadah, tetapi juga produktif, kreatif, dan berakhlak mulia dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Melalui prinsip jalan menuju Allah dan sesama, JATMA ASWAJA membuktikan bahwa agama dapat menjadi kekuatan moral dan sosial dalam membangun peradaban yang berkeadilan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *