Scroll untuk membaca artikel
Religi

Hari Tasyrik: 3 Hari Setelah Idul Adha yang Sering Terlupakan, Padahal Penuh Keutamaan!

×

Hari Tasyrik: 3 Hari Setelah Idul Adha yang Sering Terlupakan, Padahal Penuh Keutamaan!

Sebarkan artikel ini
Dr. KH. Kholilurrahman, S.H., M.Si. Bupati Pamekasan dan Pengasuh Pondok Pesantren Matsaratul Huda Panempan Pamekasan.
Dokumen: JatimTrending.id

Penulis: Dr. KH. Kholilurrahman, S.H., M.Si.
Bupati Pamekasan dan Pengasuh Pondok Pesantren Matsaratul Huda Panempan Pamekasan.

PAMEKASAN | JATIMTRENDING.ID — Hari Tasyrik adalah tiga hari setelah Hari Raya Iduladha, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Meski sering luput dari perhatian, hari-hari ini memiliki keutamaan besar dalam Islam. Bukan sekadar lanjutan dari Iduladha, Hari Tasyrik merupakan waktu berdzikir, bersyukur, dan menikmati nikmat Allah.

Scroll Untuk Membaca Artikel
Scroll Untuk Membaca Artikel

Apa Itu Hari Tasyrik?

Hari Tasyrik berasal dari kata “tasyriq” yang artinya menjemur. Pada zaman dahulu, umat Islam menjemur daging kurban di bawah matahari agar lebih awet. Dari sinilah muncul nama “Ayyām at-Tasyrīq” – Hari-hari Penjemuran Daging.

Baca Juga :  Sidak Bupati Pamekasan di Gudang Tembakau, Harga Panen Tembus Rp70 Ribu per Kilogram

Dalil Al-Qur’an Tentang Hari Tasyrik

Allah Ta’ala berfirman:

“Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang telah ditentukan…”

(QS. Al-Baqarah: 203)

Menurut para ulama tafsir seperti Ibnu Katsir, yang dimaksud dengan “ayyām ma‘dūdāt” dalam ayat ini adalah Hari Tasyrik.

Hadits Shahih Tentang Hari Tasyrik

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Hari-hari Tasyrik adalah hari makan, minum, dan berdzikir kepada Allah.”

(HR. Muslim no. 1141)

Amalan di Hari Tasyrik

1. Bertakbir Setelah Shalat (Takbir Muqayyad)

Disunnahkan bertakbir setelah setiap shalat fardhu mulai dari Subuh 9 Dzulhijjah (bagi non-haji) hingga Ashar 13 Dzulhijjah.

Dalil:

Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu:

“Ia memulai takbir dari shalat Subuh hari Arafah sampai setelah Ashar pada akhir hari Tasyrik.”

Baca Juga :  Kepemimpinan Profetik dan Makna Kurban: Menjadi Pemimpin yang Rela Berkorban demi Keadilan dan Kemanusiaan

(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, sanadnya shahih)

2. Memperbanyak Dzikir Umum

Seperti takbir, tahmid, tahlil, dan istighfar.

3. Makan dan Minum dengan Rasa Syukur

Dilarang berpuasa, karena hari ini adalah waktu untuk menikmati rezeki dan nikmat Allah.

Hadits:

“Hari Tasyrik adalah hari makan dan minum.” (HR. Bukhari no. 1992)

4. Menyembelih Kurban (Masih Sah)

Bagi yang belum menyembelih kurban pada 10 Dzulhijjah, masih sah dilakukan hingga 13 Dzulhijjah sebelum Maghrib.

5. Melontar Jumrah (Bagi Jamaah Haji)

Hari Tasyrik adalah hari untuk melontar tiga jumrah di Mina.

Keutamaan Hari Tasyrik

– Hari Raya Kedua: Menurut sebagian ulama, Hari Tasyrik juga merupakan lanjutan dari Hari Raya Iduladha.

Baca Juga :  Wakil Bupati Bangkalan Jadi Khotib Idul Adha, Serukan Semangat Pengorbanan untuk Bangkalan yang Lebih Sejahtera

– Waktu Dzikir yang Istimewa: Allah secara khusus memerintahkan dzikir di hari-hari ini.

– Hari-Hari yang Dicintai Allah: Karena dipenuhi dengan syiar Islam: takbir, kurban, dan dzikir.

Larangan: Puasa di Hari Tasyrik

Rasulullah melarang berpuasa pada hari-hari Tasyrik, kecuali bagi jamaah haji yang tidak mendapatkan hewan kurban (tamattu’).

“Tidak dibolehkan puasa pada hari-hari Tasyrik, kecuali bagi orang yang tidak mendapatkan hewan kurban.” (HR. Bukhari no. 1998)

Penutup: Hari Tasyrik adalah kesempatan melanjutkan semangat kurban dan menghidupkan dzikir. Jangan sia-siakan hari-hari mulia ini. Perbanyak takbir, syukuri nikmat, dan ajak keluarga menikmati semangat ibadah bersama.

Mari hidupkan Hari Tasyrik dengan dzikir dan bersyukur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *