Scroll untuk membaca artikel
Wisata dan Kuliner

Misteri Api Abadi di Pamekasan, Tak Padam Meski Diguyur Hujan

×

Misteri Api Abadi di Pamekasan, Tak Padam Meski Diguyur Hujan

Sebarkan artikel ini
Pagar mengelilingi lokasi Api Tak Kunjung Padam di Pamekasan, Madura, dengan latar pepohonan dan tenda penjual di sekitar area wisata.
Api Abadi Pamekasan, Tak Pernah Padam Meski Hujan Deras

PAMEKASAN | JATIMTRENDING.ID — Api Tak Kunjung Padam adalah salah satu objek wisata yang unik dan sarat sejarah di Kabupaten Pamekasan, Pulau Madura. Lokasinya berada di Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan.

Seperti namanya, api di tempat ini tidak pernah padam, bahkan saat diguyur huj

Scroll Untuk Membaca Artikel
Scroll Untuk Membaca Artikel
Api menyala dari dalam tanah di lokasi wisata Api Tak Kunjung Padam di Pamekasan, dikelilingi pagar besi dengan latar pedagang malam dan lampu warna-warni.
Fenomena Api Abadi Pamekasan, Menyala Siang dan Malam

Masyarakat sekitar mempercayai bahwa api tersebut terbagi menjadi dua jenis, yaitu api laki-laki (apoy lake’) dan api perempuan (apoy bine’).

Baca Juga :  Campur Lorjuk Khas Pademawu, Pamekasan: Sensasi Gurih yang Bikin Nagih

Keunikan Api Tak Kunjung Padam menjadi daya tarik tersendiri, terutama saat musim hujan tiba, di mana nyala apinya tetap menyala meski terguyur air.

Hal ini menjadikannya salah satu destinasi wisata paling menarik di Madura.

Tak heran jika banyak wisatawan, baik dari Madura maupun luar daerah, datang untuk menyaksikan fenomena alam ini secara langsung.

Baca Juga :  Pantai Lon Malang Sampang: Wisata Alam Tersembunyi yang Wajib Dikunjungi di Madura

Selain menikmati keindahan api abadi, pengunjung juga bisa membakar jagung atau sosis yang dijual di sekitar lokasi, menggunakan api alami tersebut.

Fenomena ini terjadi karena kandungan gas belerang dalam tanah yang memungkinkan proses oksidasi berlangsung terus-menerus.

Itulah sebabnya, api tetap menyala meskipun terkena air hujan.

Menurut berbagai sumber, destinasi ini bukan dikelola oleh pemerintah, melainkan oleh keluarga H. Ali.

Baca Juga :  Waduk Klampis, Permata Alam di Sampang yang Kian Diminati Wisatawan

Lahan tersebut merupakan warisan keluarga yang telah dikelola secara turun-temurun dan dibuka untuk umum setiap hari.

Untuk mencapai lokasi, pengunjung harus menempuh perjalanan sejauh 4 kilometer dari pusat Kota Pamekasan, tepatnya sekitar 4 km di selatan kota. Tempat ini juga berjarak sekitar 800 meter dari Jalan Raya Tlanakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *