PROBOLINGGO | JATIMTRENDING.ID – Festival seni budaya Eksotika Bromo kembali digelar di Lautan Pasir Gunung Bromo, Sabtu–Minggu (21–22 Juni 2025), untuk kedelapan kalinya secara meriah dan megah.
Panggung megah berdiri di atas hamparan lautan pasir dengan latar Gunung Batok dan Kawah Bromo, menciptakan suasana eksotis yang menyatu indah bersama alam khas pegunungan Tengger.

Bupati Probolinggo Gus dr. Mohammad Haris menghadiri acara bersama Ketua TP PKK Kabupaten Probolinggo, Ning Marisa Juwitasari, menunjukkan dukungan nyata terhadap pelestarian budaya dan pariwisata daerah.
Hadir pula Komandan Kodim 0820 Letkol Arh. Iwan Hermaya Purnawan, Kepala Balai Besar TNBTS Rudijanta Tjahja Nugraha, serta pejabat Kementerian Kebudayaan dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur lainnya.
Eksotika Bromo menampilkan seni budaya dengan latar alam Gunung Bromo. Tiga unsur utama diangkat: budaya Tengger, keindahan alam, serta kekayaan kesenian dari wilayah Jawa Timur.
Tema tahun ini, “Merajut Harmoni Nusantara di Bumi Hila Hila,” disertai jargon “Semesta Dalam Nada, Alam Dalam Budaya,” mengusung konsep “Ruwat Rawat Segoro Gunung” yang sarat makna.
Konsep tersebut mengajak masyarakat untuk merenungkan pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia dan alam sebagai bentuk kepedulian budaya dan lingkungan hidup yang saling menyatu dan lestari.
Bupati Haris menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Eksotika Bromo, dan menyebutnya sebagai momentum penting memperkenalkan budaya Tengger kepada wisatawan yang datang dari berbagai daerah.
Ia berharap wisatawan bisa mengenal lebih dekat kisah-kisah dan budaya masyarakat Tengger, sehingga tertarik tinggal lebih lama dan turut menjaga warisan budaya yang sangat berharga.
Bupati Haris juga mengapresiasi kemasan pagelaran Eksotika Bromo yang menurutnya keren dan kolosal, serta menampilkan kolaborasi apik seniman lokal dan daerah lain dalam satu pertunjukan megah.
“Tidak hanya seniman dari Probolinggo, tetapi juga dari berbagai daerah lain. Kolaborasi budaya ini bisa dinikmati semua kalangan dan patut mendapatkan apresiasi tinggi,” ujarnya.
Suasana semakin istimewa ketika Bupati Haris membacakan puisi berjudul “Bromo Bersujud” usai memberikan sambutan, yang sontak memukau seluruh tamu undangan dan penonton di lokasi.
Puisi tersebut membangkitkan rasa takjub akan keindahan Bromo dan spiritualitasnya, menyatu dengan suasana alam dan budaya yang menyelimuti panggung utama pada sore menjelang malam.
Puncak acara diwarnai sendratari Kidung Tengger yang mengangkat legenda Joko Seger dan Roro Anteng, disampaikan melalui gerak tari dan musik tradisional yang menggambarkan keteguhan masyarakat Tengger.
Pertunjukan ini menyuarakan cinta dan semangat menjaga tradisi oleh masyarakat Tengger. Keindahan gerak dan alunan musik menguatkan makna legenda lokal yang mengakar sejak lama.
Artis Ibu Kota Olivia Zalianti turut tampil membacakan puisi Kidung Tengger. Penampilannya menambah daya tarik acara dan memperkuat kesan budaya yang ditampilkan malam itu.
Kehadirannya sebagai bintang tamu menambah nuansa eksklusif. Puisi yang ia bawakan memperkaya penceritaan sejarah Tengger dalam balutan seni dan ekspresi puitis yang sangat mendalam.
Selama dua hari penuh, Eksotika Bromo 2025 menyajikan pertunjukan seni tradisional, kolaborasi lintas daerah, pameran budaya, serta lomba kreatif yang mengangkat isu pelestarian lingkungan alam sekitar.
Festival ini bukan sekadar pertunjukan seni, tetapi juga wadah edukatif bagi masyarakat untuk mengenal budaya dan pentingnya harmoni antara manusia, seni, serta alam sekitar yang dijaga bersama.


















