Scroll untuk membaca artikel
Nasional

Kraton Parupuh Aryo Menak Senoyo Madura dari Pamekasan Meriahkan Gerakan Sadar Budaya 2025 di Kota Tua Jakarta

×

Kraton Parupuh Aryo Menak Senoyo Madura dari Pamekasan Meriahkan Gerakan Sadar Budaya 2025 di Kota Tua Jakarta

Sebarkan artikel ini
Sejumlah tokoh adat dan budayawan Nusantara mengenakan busana tradisional berfoto bersama dalam kegiatan Gerakan Sadar Budaya 2025 di Kota Tua Jakarta.
Pemangku adat Kraton Parupuh Aryo Menak Senoyo Madura, KR. Miftahusurur Fatah, SE. (Kiri) bersama para pemangku adat, tokoh adat dan budayawan Nusantara berpose bersama usai mengikuti acara Gerakan Sadar Budaya 2025 di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat.

JAKARTA | JATIMTRENDING.ID — Langit senja Kota Tua, Jakarta Barat, tampak semarak oleh denting gamelan dan langkah peserta kirab budaya Nusantara.

Suara suling berhembus lembut, seolah membangkitkan kembali semangat masa lampau Jayakarta yang penuh sejarah dan makna.

Scroll Untuk Membaca Artikel
Scroll Untuk Membaca Artikel
Tokoh adat dan bangsawan Nusantara mengenakan busana tradisional duduk di barisan kehormatan pada acara Gerakan Sadar Budaya 2025 di Kota Tua Jakarta.
Para tokoh adat dan bangsawan Nusantara duduk di barisan kehormatan saat acara Gerakan Sadar Budaya 2025 di Kota Tua, Jakarta Barat.

Di antara barisan kirab, tampak KR. Miftahusurur Fatah, SE., pemangku adat Kraton Parupuh Aryo Menak Senoyo Madura, melangkah khidmat.

Kehadirannya membawa pesan kearifan lokal dari tanah Madura, mempertegas semangat persaudaraan dan persatuan budaya Nusantara.

Kraton Parupuh Aryo Menak Senoyo Madura berlokasi di Desa Proppo, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, Pulau Madura, Jawa Timur.

Dari wilayah ini, nilai-nilai luhur adat dan tradisi leluhur terus dijaga sebagai warisan yang memperkaya kebudayaan Indonesia.

Baca Juga :  Puskesmas Omben Jadi Rujukan Kaji Banding Zona Integritas, Raih Predikat WBK dari Kemen-PANRB

Perayaan tersebut merupakan bagian dari Gerakan Sadar Budaya 2025, digelar di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat.

Kegiatan ini diselenggarakan Minggu (26/10/2025) dalam rangka memperingati Hari Kebudayaan Nasional, yang menjadi simbol penghormatan tradisi.

Ribuan pelaku budaya, komunitas seni, serta tokoh adat dari berbagai daerah hadir, memeriahkan suasana penuh nilai kebersamaan.

“Budaya bukan sekadar peninggalan masa lalu, tetapi napas kehidupan yang harus dijaga sepanjang zaman,” ujar KR. Miftahusurur Fatah.

Ia menegaskan, menjaga budaya sama halnya dengan menjaga jati diri bangsa agar tidak terkikis oleh modernisasi.

Kirab Budaya Nusantara menjadi pembuka utama acara, menampilkan ratusan peserta berpakaian adat dengan warna dan corak khas daerah.

Baca Juga :  Jangan Abaikan Madura: APTMA Desak Penambahan Golongan SKM dan SPM dengan Penyesuaian Tarif Cukai

Sorak penonton terdengar riuh ketika para penari tradisional menampilkan gerak anggun diiringi tabuhan gamelan yang memukau.

Selain kirab, acara juga menghadirkan Pemberian Gelar Adat Jayakarta kepada tokoh pelestari budaya yang berdedikasi tinggi.

Suasana prosesi terasa khidmat di pelataran Kota Tua, menyatu dengan nuansa sejarah dan semangat kebangsaan.

Selanjutnya, Pagelaran Seni Budaya menampilkan tarian daerah, musik tradisional, dan teater rakyat bertema kisah klasik Jayakarta.

Berbagai UMKM Budaya turut memamerkan produk lokal seperti batik, ukiran kayu, anyaman bambu, dan kuliner khas Nusantara.

Kegiatan ini diinisiasi oleh Lembaga Pengemban Adat Jayakarta (LPAJ), bekerja sama dengan Budayantara dan YASBI.

Baca Juga :  Pulau Madura Siap Menjadi Sentra Industri: Empat Pengusaha Paparkan Manfaat Kepada Masyarakat di Acara Saresehan Nasional

Ketua Panitia, R. Suryo Wicaksono, mengatakan acara ini menumbuhkan kesadaran generasi muda untuk mencintai budaya Indonesia.

“Budaya bukan hal kuno, tetapi identitas bangsa yang harus hidup dan berkembang bersama zaman,” tuturnya penuh semangat.

Menjelang malam, denting gamelan masih terdengar lembut berpadu cahaya temaram Kota Tua yang mempesona hati pengunjung.

Alunan itu seolah mengingatkan bahwa semangat budaya Indonesia tidak padam, hanya menunggu waktu untuk kembali bersinar.

Kehadiran Kraton Parupuh Aryo Menak Senoyo Madura dari Desa Proppo, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, menjadi bukti nyata pelestarian budaya.

Langkah mereka menghidupkan kembali nilai-nilai luhur leluhur, menjaga warisan bangsa agar tetap lestari di tengah arus globalisasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *