Penulis: K. Fathor Rosi
Ketua PAC MUI Kecamatan Proppo)
PAMEKASAN | JATIMTRENDING.ID – Ibadah haji bukan sekadar perjalanan fisik ke Tanah Suci, tetapi sebuah perjalanan spiritual penuh makna yang menuntut kesiapan ilmu. Bagi setiap Muslim yang telah mampu, menunaikan haji adalah kewajiban yang ditegaskan dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW.
Namun, banyak calon jamaah yang berangkat tanpa memahami secara utuh tentang rukun, wajib, niat, dan tata cara haji, padahal semua ini adalah elemen penting yang menentukan sah atau tidaknya ibadah haji seseorang.
Haji dalam Al-Qur’an dan Hadits
Allah SWT berfirman:
“Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana…”
(QS. Ali Imran: 97)
Rasulullah SAW juga bersabda:
“Ambillah dariku tata cara haji kalian.”
(HR. Muslim)
Niat dan Jenis Haji
Ibadah haji diawali dengan niat ihram, yaitu memasuki status ihram dengan niat yang jelas. Terdapat tiga jenis haji:
1. Haji Tamattu’ – Umrah dahulu, kemudian haji.
2. Haji Qiran – Umrah dan haji dilakukan sekaligus dengan satu niat.
3. Haji Ifrad – Hanya niat haji saja tanpa umrah.
Lafal niatnya:
Tamattu’:
“Labbaika ‘umratan mutamatti’an biha ilal hajj.”
(Aku sambut panggilan-Mu untuk umrah, lalu akan berhaji.)
Ifrad:
“Labbaika hajjan.”
(Aku sambut panggilan-Mu untuk haji.)
Qiran:
“Labbaika ‘umratan wa hajjan.”
(Aku sambut panggilan-Mu untuk umrah dan haji.)
Setelah berniat, jamaah mengucapkan talbiyah:
“Labbaikallahumma labbaik, labbaika laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk, laa syarika lak.”
Rukun Haji: Fondasi yang Tidak Boleh Ditinggalkan
Rukun haji berjumlah enam, dan semuanya wajib dikerjakan:
1. Ihram (niat memulai haji).
2. Wukuf di Arafah (pada 9 Dzulhijjah).
3. Thawaf Ifadah (mengelilingi Ka’bah).
4. Sa’i (Shafa ke Marwah).
5. Tahallul (mencukur/memotong rambut).
6. Tertib (urutan pelaksanaan harus sesuai).
Wajib Haji: Harus Dilakukan atau Membayar Dam
Jika salah satu dari wajib haji ditinggalkan, ibadah haji tetap sah namun dikenakan dam (denda). Wajib haji antara lain:
Berniat ihram dari miqat.
Mabit (bermalam) di Muzdalifah dan Mina.
Melontar jumrah di tiga tempat.
Thawaf wada’ (thawaf perpisahan).
Menjaga larangan ihram (tidak memotong kuku, rambut, memakai wewangian, dll).
Tata Cara Pelaksanaan Haji
Berikut rangkaian umum tata cara haji secara ringkas:
1. Ihram dari miqat dan membaca niat.
2. Menuju Arafah dan wukuf pada 9 Dzulhijjah.
3. Berangkat ke Muzdalifah setelah maghrib, mabit di sana.
4. Menuju Mina, melontar jumrah Aqabah.
5. Menyembelih hewan dam (bagi yang tamattu’ dan qiran).
6. Tahallul awal (mencukur/memotong rambut).
7. Thawaf Ifadah dan Sa’i (bagi tamattu’ dan ifrad).
8. Mabit di Mina selama hari tasyrik.
9. Melontar tiga jumrah (Ula, Wustha, Aqabah) selama 3 hari.
10. Thawaf wada’ sebelum meninggalkan Makkah.
Penutup: Bekal Ilmu Adalah Kunci
Ibadah haji adalah ibadah yang sarat makna dan aturan. Tanpa ilmu, seseorang dapat kehilangan keabsahan hajinya. Oleh karena itu, penting bagi calon jamaah untuk belajar, memahami, dan mempersiapkan diri bukan hanya secara fisik dan materi, tetapi juga secara spiritual dan intelektual.
“Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agama.”
(HR. Bukhari dan Muslim).


















